May 22, 2010

Selasa, 24 Februari 2009

terduduk di tempat yg sama
dengan situasi yg berbeda
hanya berteman dgn ipod kecil
yg memutar lagu scara acak

sejenak terlintas lukisan lama
yg tercipta dr pikiran yg tersisa
ketika mulai kunaikan keangka satu
aku kembali ketitik nol
kosong dan netral

mereka selalu berkata
"pasti ada jawaban dr smua pertanyaan"
tp dia berkata
"tidak smua pertanyaan hrs di jwb"

kemana aku hrs berpijak?
hrs kah aku melangkah pergi?
atau aku hrs kembali?

harus kah ku pola hidup ku?

ku rasa tak perlu dijawab
smua pertanyaan retoris ini
karena hanya aku yg tau jwbnya
hanya aku...

Ventriloquist

jarum jam merangkak ke angka 9
bergerak pasti walau perlahan
diawali dari sebuah permainan
tanpa awalan tp berakhiran

aku hilang tak berarah
terdampar di satu sisi hati
seperti senyawa yg terhidrolisis tanpa sisa
aku terseret dalam suatu kegilaan

Anjing...!!!
ini terulang kembali
lagi...dan lagi...
hanya dalam hitungan jari
tersudut dan mati

kau Jatuhkanku dari tinggi
keras menghempas tanah ini
tapi pernah kah kau berfikir?
permainan ini akan segera berakhir
sebelum sempat kau terbangun

Dibalik Sorot Lampu Dan Lembaran Kertas

lepaskan dan biarkan
tertinggal di belakang
hawa disini tak cukup hangat
tuk org" yg terbuang
larutkan kebencian di dalam darah
untuk bs kita lepaskan amarah

mereka, aku, atau kalian
dan siapa saja yg merasakan
angkat jari tengahmu kedepan
tuk kau tunjukan pada harapan


disaat smua terungkap
apa arti luka itu
seketika jadi tak penting

terlalu sakit dirasa
terlalu menusuk tuk dihiraukan
yg ada hanya kepalsuan

yg tertumpu di dalam asa
terlampau jauh smua kau perdaya
ku tak kan percaya
sudh cukup kau bagi smua
dan AKU SUDAH MUAK

berjalan lah kau perlahan
tatap hari trus kedepan
katakan teman
apa yang kau temukan?
dibalik sorot lampu dan lembaran kertas?

keparat...
bisa kau hargai aku sedikit?

tarik garis lurus tanpa terputus
tinta ini tak kan ppernah terhapus
sekedar mengganti nafas yg terhunus
tinggal kan sejenak sekat yang menghadang
ribuan batasan yang hanya
buat kita hentikan langkah
hadirkan kembali mimpi yang terlupakan
DISINI KITA HIDUP

setiap detik yg berdetak
dan setiap waktu yang berlalu

Pertama

tak pernah ku menulis lagu cinta
sekedar ungkapkan isi hatiku
kurasa smua harus ada yg pertama
ini karenamu

tak lagi dapat ku merangkai kata
kau terlalu indah tuk dilewatkan
mungkin ini yang harus aku jalani
tak kan ku lewati

reff:
berikanlah aku
waktu untuk mengungkapkan
semua perasaan
yang baru saja tertanam

maafkan lah diriku
yang tak mampu ungkapkan
katakanlah saja padaku
kau akan menungguku

Jalang

coba kau ulangi lagi...
biar mudah ku mengetahui...
seberapa "pintar" kau menutupi...

hahahaha...
tak ubahnya seperti sampah
di atas tanah memerah...
semakin tertanam, terbenam...
mati lalu terlupakan...

apa yg kau cari di masa lalu?
1 kata 5 huruf?
bullshit...
mungkin lebih tepat 1 kata 7 huruf
tapi maaf
harga diriku terlalu tinggi untuk itu...

kau lihat?
aku bahkan tak menangis
airmataku terlalu mahal

untuk org yg murah

Bergerak Atau Mati

silahkan bermain dengan api
kau hantarkan nyawa tuk mati
coba lg kau injak harga diri ini
tak kan lagi hidup kau nikmati

menangis dan merengeklah pd ibumu
gunakan bantuan yg kau suka
tapi maaf,
itu tak cukup untuk kami
berhenti bertahan

setan...
angkat kakimu dari sini
tanah ini milik kami
tak kan pernah kan ku beri
meski kaki ini tak lg berdiri

Sebelum Etika Mengalah

tak bisa kubiarkan ini berlarut
cukup sudah ku terhanyut
di dalam takut
di dalam kalut
menghentikan nadi tuk berdenyut

ada yang salah dengan perkataanku?
konservatif?
tak bernilai?
persetan dengan aturan
regulasi ini cukup membuatku muak

dengar kata"ku
ini bukan urusanmu
tak ada lagi hak mu disini
pergi dan menjauhlah

titik hitam itu
tlah membuat kertas ini tak putih

Aku adalah "Aku"

aku terlahir dr sisi gelapmu
aku tercipta dr untaian masa lalu
aku merasakan apa yg tak kau rasakan
dan kau merasakan apa yg tak ingin ku rasakan

ini bukan ttg materi
ini ttg tanggung jawab seorang lelaki
ini bukan konfrontasi
ini soal harga diri

tiap tetes keringat yg tercurah
smakin membuatku kuat dan dewasa
salahkah aku berbahasa?
salahkah aku telah durhaka?

maafkan aku bila terkesan sombong
tp aku bahagia hdp tanpa pembohong
maafkan aku bila merendahkan mereka
dengan elektron bereaksilah senyawa

lihat aku sekarang
punya hak apa kau berkata sembarang?
aku adalah aku
kamu adalah mereka
kau biarkan ini selesai dgn 1 makna
penyesalan...

Meta Empiris

by: Dk and Murody


duduk dan bersimpuh
kepala tertunduk di hadapmu
tak pernah kurasakan begitu kecil dihadapmu

berhenti setiap denyut nadi
berharap sebuah alibi

aku hilang tak berarah
terdampar di satu sisi hati
seperti senyawa yg terhidrolisis tanpa sisa
aku terseret dalam suatu kegilaan

ini terulang kembali
lagi...dan lagi...
hanya dalam hitungan jari
tersudut dan mati

jarum jam merangkak ke angka 9
bergerak pasti walau perlahan
diawali dari sebuah permainan
tanpa awalan tp berakhiran

wahai pemilik damai
Dimana Kau saat jahanam itu menggauli benakku..
ku butuh kan azab-Mu
darah ini tak lagi mampu berdamai dengan candu..
Ku mohon di kemudian waktu,
jangan berhenti menjaga hatiku untuk murnikan logikaku..
Jangan tinggalkan bahkan untuk sekian waktu,
meski Kau sudah muak dengan kedunguanku

Anjing...!!!
ini terulang kembali
lagi...dan lagi...
hanya dalam hitungan jari
tersudut dan mati

schizoaffective

rangkai satu kata dgn yg lain
torehkan cerita di ujung batas
kalimat cacian terlontar berbalasan
menutup mata bukan lah suatu jawaban

tak tau harus dimulai dari mana
setiap kata berubah makna
bergerak dari sebuah ruang
menjadi bagian yang terbuang

mungkin
kulihat dunia dr sudut yg berbeda
atau mungkin
kau yang terlalu buta tuk lihat semesta

Wahai penguasa yg gila harta
Pandangi kami dgn sebelah mata
Nikmati saja tiap tetes anggurmu
Kelak kami yg kan menguburmu

Disini...
Ditempat ini...
di tempat ku pijakan kaki...
tempat kau menutup matamu nanti...

terangkat alis...
mendengar ucapanmu yg teoritis...
kami bodoh untuk mendengar...
tp terlalu pintar untuk bs melihat...

Batas Akhir Penentuan

bergerak hingga keujung batas
kata pujian terasa tak pantas
maju atau tertahan
berhenti bukan jawaban

waktu terbuang percuma
lalui sribu tanda tanya

tak perlu dijawab
mereka hanya inginkan harap

terlambat untuk mundur
tak ada yg perlu kau lihat diblkng
terhambat untuk maju
patahkan smua regulasi yg mengekang

Diferensial Substansial

menentang dengan logika
melawan dengan etika
buta dengan asumsi yg tercipta
bertanya! dan kau kan temukan fakta

Bukan kapasitas ku
untuk melampaui batas
tp bila kau meminta
tak segan ku membalas

kau sibuk bercerita
ketika aku tertawa
rasa iri kau kuasai
hanya mengiris sisi hati

pernahkah terlintas untuk
satukan dua konseptual berbeda
pernahkah terfikir untuk
berkarya tanpa pernah mencela

hingga pada titik akhir
warna baru kan terlahir

Apresiasi Atas Ideologi

bermain dengan aksara
coba gunakan logika
usah kau bersuara
bila hanya mencela

sombong, angkuh, arogan
sebut smua yg kalian suka
wahai kawan lama
tak kan bisa kalian hancurkan
ideologi yg tlah tercipta

apa arti dari apresiasi?
begitu pentingkah untuk dimengerti?
jangan lihat ini sbagai konfrontasi
gunakan sebagai inspirasi

melaju hingga kebatas maximum
smua cerita yg terangkum
tersimpan baik didalam kepala
hingga pada hitungan ketiga
kuharap kau terbuka

JIWA

seorang bocah bernama jiwa
bergerak ketengah dan hilang arah
terhimpit oleh perasaan bersalah
menjadikan lamunan sebagai teman
tanpa berfikir untuk menyinyir

seorang bocah bernama jiwa
bangga berkalungkan asa
jadikan "hargadiri" sebagai mata
hanya kala yang ia lupa

seorang bocah bernama jiwa
memilih "idealis" sebagai bahtera
lalui LAUT penuh jeram
akankah karam dalam satu malam?

seorang bocah bernama jiwa
mengganti bising dengan hening
seraya berkata
"aku tidak gila...
aku hanya sedikit sakit"
lalu ia melompat ke parit....